MEDIA INDEPENDENT KOMNAS HAM PARTAI CALEG 2009 GEOPOL

SLOGAN


SRMI: Orang Miskin “Ogah” Jadi Objek Pemilu

Jakarta – Menjelang pemilu 2009, isu kemiskinan kembali menjadi dagangan partai-partai politik. Dengan mengangkat isu kemiskinan, diharapkan orang miskin akan memilih partai-partai tertentu. Padahal, rakyat miskin sadar bahwa selesai pemilu tidak ada satu partai pun yang memperjuangkan nasib orang miskin

“Partai-partai itu tidak tahu bahwa saat ini masyarakat semakin cerdas dan tidak begitu saja mudah dibeli dengan janji-janji. Orang miskin ogah jadi objek pemilu,” demikian pernyataan Ketua Umum Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Marlo Sitompul ketika dihubungi, Kamis (26/2) di Jakarta.

Saat ini politik orang miskin dalam menghadapi pemilu, menurut Marlo, adalah mengambil semua sogokan partai-partai sebagai rezeki, tapi tak perlu mencoblos partainya, karena orang miskin tahu bahwa tidak akan ada perubahan nasib orang miskin lewat pemilu. “Ambil uangnya tapi jangan coblos partainya. Kalau perlu sekarang saatnya orang miskin yang menentukan harga pada partai-partai tersebut, jangan jual janji pada kami,” tegasnya.
“Tidak ada partai yang membela saat kami digusur. Tidak ada partai yang membela saat keluarga kami sakit. Tidak ada partai yang memperjuangkan pendidikan anak-anak kami,” demikian ujar Marlo.

Orang miskin kecewa dengan semua partai di DPR yang mengatasnamakan orang miskin atau wong cilik, namun dalam praktiknya justru ikut menindas orang miskin. “Contohkan, pada saat uang orang miskin di bidang kesehatan di selewengkan oleh PT Askes sebanyak Rp 1,2 triliun dalam program Askeskin (Asuransi Rakyat Miskin), mereka semua diam dan tidak bersuara. Bahkan mungkin ikut makan uang orang miskin itu,” tegasnya Jadi, menurutnya, setelah DPR baru terbentuk, maka penindasan dan pengisapan orang miskin akan terus berlangsung. “Semua undang-undang yang dikeluarkan oleh anggota dewan yang terhormat pasti akan merugikan rakyat, terutama rakyat miskin. Politik DPR akan selalu mengabdi pada kepentingan pemilik modal, menjual bangsa dan rakyatnya sendiri,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini orang miskin lebih memilih membangun kekuatannya sendiri secara independen dari partai-partai yang bercita-cita memperebutkan kursi di DPR. “Yang kita butuhkan saat ini adalah pemimpin yang bisa dipercaya” demikian ujarnya.

0 komentar:

CLOCK

Login | Facebook

Yahoo! Messenger